CEGAH GIGITAN NYAMUK, TANAM TANAMAN INI DI HALAMAN RUMAH
Oleh:
Woro Anindito Sri Tunjung dan Nadyatul Khair
Indonesia merupakan negara beriklim tropis. Iklim tersebut sangat ideal bagi perkembangbiakan serangga, termasuk nyamuk. Hal ini tentu menjadi masalah bagi masyarakat. Selain karena gigitannya yang mengganggu, nyamuk juga seringkali menjadi vektor berbagai penyakit menular seperti Demam Berdarah (DBD), malaria, filariasis, dan cikungunya. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Penularan ini dapat menyebabkan wabah yang bisa berujung pada kematian (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Cara-cara yang dapat digunakan dalam memberantas dan menghindari nyamuk Aedes aegypti adalah membunuh jentik-jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah serta menggunakan anti nyamuk/repelan. Anti-nyamuk alami dapat berasal dari tanaman-tanaman tertentu. Kebanyakan tanaman dari Familia Rutaceae, Asteraceae, Myrtaceae, Apiaceae, dan Lamiaceae diketahui mampu mengusir nyamuk (Mossa, 2016). Beberapa tanaman tersebut ada yang sudah sangat populer dikenal sebagai anti-nyamuk sehingga sering ditanam di pekarangan rumah. Tanaman ini biasanya memiliki bentuk dan aroma yang disukai manusia, namun tidak disukai nyamuk, contohnya lavender (Lavandula agustifolia), sereh wangi (Cymbopogon nardus), geranium (Pelagornium citrosa), jeruk purut (Citrus hystrix), dan zodia (Evodia suaveolens) (Melanie et al., 2012).Tanaman lainnya yang juga dikenal efektif sebagai anti-nyamuk adalah akar wangi (Vertiver zizanoides), selasih (Ocimum spp.), marigold (Tagetes patula), dan tembelekan (Lantana camara) (Shinta, 2012). Selain itu, penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa tanaman jeruk sitrun RL (Citrus jambhiri) mampu menghalau nyamuk dari spesies Aedes aegypti (vektor penyakit DBD).
Tanaman-tanaman tersebut mampu mengusir nyamuk karena kandungan senyawa bioaktif di dalam minyak atsirinya. Minyak atsiri adalah minyak volatil (mudah menguap pada suhu kamar) yang diproduksi tanaman sebagai metabolit sekunder (Nugroho dkk., 2009). Senyawa anti-nyamuk yang terkandung di dalam minyak atsiri biasanya berasal dari kelompok terpenoid seperti sitronelal, sitronelol,timol, eugenol, mentol, α-terpineol, limonen, α-pinen, geraniol, pulegon, sitral, 1,8-cineole, estragol, evodiamin, rutaecapine, dan borneol(Kardinan dan Dhalimi, 2010; Mossa, 2016).Senyawa-senyawa ini dapat mengusir nyamuk dengan cara mengganggu indera penciumannya.
Nyamuk mendeteksi mangsanya menggunakan indera penciuman atau sensor bau. Sensor bau tersebut dimediasi oleh protein reseptor bau (odorant receptor proteins) yang terdapat pada specialized Odor Receptor Neurons (ORN) di antena nyamuk (Medikanto dan Setyaningrum, 2013). Bebauan di udara bertindak sebagai odoran yang akan berikatan dengan protein reseptor bau. Setiap makhluk hidup memiliki bau yang khas sehingga nyamuk bisa membedakan mangsanya.
Sifat volatil minyak atsiri memungkinkan senyawa bioaktif yang dikandungnya untuk bertindak sebagai odoran. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut menghalangi odoran lain untuk berikatan dengan protein reseptor bau pada nyamuk (Mossa, 2016). Hal ini menyebabkan nyamuk tidak mampu lagi mendeteksi mangsanya. Selain itu, sifat toksik dari terpenoid yang terkandung dalam minyak atsiri juga menyebabkan nyamuk untuk cenderung menjauhi tanaman anti-nyamuk (Mossa, 2016). Dengan demikian, manusia yang berada di sekitar tanaman tersebut dapat terhindar dari gigitan nyamuk. Kami melakukan penelitian dengan menempatkan pohon jeruk purut di tempat-tempat yang banyak nyamuk. Kami meminta responden untuk menghitung penurunan jumlah gigitan nyamuk sebelum dan setelah penempatan pohon jeruk purut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk purut dapat mengurangi gigitan nyamuk hingga 66%.
Tanaman anti-nyamuk memang efektif dalam mengusir nyamuk. Menanam tanaman tersebut di pekarangan rumah memungkinkan Anda dan keluarga terhindar dari gigitan nyamuk. Selain aman digunakan sebagai repelan, kebanyakan tanaman ini juga memiliki bentuk yang menawan sehingga bisa menambah nilai estetika pekarangan Anda.
Sumber Referensi:
Kardinan, A. dan A. Dhalimi. 2010. Potensi Adas (Foeniculum vulgare) sebagai Bahan Aktif Lotion Anti Nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti). Bul. Littro. 21(1): 61-62.
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Kendalikan DBD Dengan PSN 3M Plus. http://www.depkes.go.id/article/view/16020900002/kendalikan-dbd-dengan-psn-3m-plus.html. Diakses tanggal 28 Desember 2018.
Medikanto, B.R. dan Setyaningrum, E. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia L.) Sebagai Repellent Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Majority. 2(4): 35-43.
Melanie, M., W. Hermawan, dan H. Kasmaran. 2012. Sosialisasi Tanaman Hias Pengusir Nyamuk di Lingkungan Perumahan dan Sekolah Dasar Desa Melati Wangi Kabupaten Bandung. Prosiding Sains Teknologi dan Kesehatan. 3 (1): 291-296.
Mossa, A.H. 2016. Green Pesticides: Essential Oils as Biopesticides in Insect-pest Management. Journal of Environmental Science and Technology. 9 (1): 354-378.
Nugroho, L.H., Purnomo, dan I. Sumardi. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Shinta. 2012. PotensiMinyakAtsiriDaunNilam (Pogostemoncablin B.), DaunBabadotan (Ageratum conyzoides L), BungaKenanga (Canangaodorata Hook F &Thoms) Dan DaunRosemarry (RosmarinusofficinalisL )SebagaiRepelanTerhadapNyamukAedesAegypti L. Litbangkes. 22(2): 61-69.