Entries by Admin

Inisiasi Budidaya Ikan Wader Pari oleh Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, pengabdian yang berdampak Langsung Kepada Masyarakat

Oleh Bambang Retnoaji dan Bagas Lantip Prakasa
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

Tantangan besar Institusi perguruan tinggi negeri saat ini adalah penerapan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Sejalan dengan Visi Universitas Gadjah Mada yaitu mengakar kuat, menjulang tinggi, pengabdian kepada masyarakat merupakan “anchor” yang wajib dilakukan untuk membuat UGM tetap mengakar kuat pada jati dirinya, sekaligus berprestasi di taraf internasional. Terutama untuk mengatasi persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat luas. read more read more

POTENSI VENOM SEBAGAI ANTI-VENOM?

Saat ini korban gigitan ular beracun (envenomasi) perlu mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah. Tingginya kasus envenomasi telah menjadi masalah serius bagi penduduk daerah pertanian dan kota pengembangan baru karena perambahan aktivitas manusia ke habitat ular beracun. Data kasus gigitan ular beracun pada tahun 2000 menunjukkan 90 kasus per tahun. Data ini dipandang tidak masuk akal oleh para pakar, karena kasus gigitan ular di RSUD di Jawa Timur pada tahun yang sama sudah mencapai 180 kasus. Data tidak resmi dari media tahun 2017 menyebutkan bahwa jumlah korban gigitan ular mencapai 135.000/tahun. Jumlah ini adalah jumlah yang dilaporkan ke rumah sakit dan Puskesmas, sedangkan yang tidak dilaporkan jauh lebih banyak. WHO telah menetapkan envenoming sebagai penyakit tropis yang terabaikan/tropical neglected disease karena kasus gigitan ular berbisa belum menerima perhatian yang cukup sampai saat ini. read more read more

TELANG “SI BIRU” ANTI STRES

Bunga telang atau kembang telang (Clitoria ternatea) telah dipercaya sejak zaman dahulu sebagai obat herbal, untuk berbagai macam penyakit seperti obat mata, antidiuretik, batuk, melancarkan haid dan yang paling penarik adalah sebagai anti stres. Khasiat ini kemungkinan besar karean telang mengandung antioksidan dan vitamin C dan juga berbagai metabolit sekunder seperti fenol, delphirridin, triglucoside, alkaloid, flavonoid, saponin, sulfur, dan ca-oksalat. read more

Fakultas Biologi Mengembangkan Melon Sebagai Bahan Anti Nyamuk

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan utama kesehatan di Indonesia dengan tingginya kasus kematian dan jumlah penderitanya. Kementerian Kesehatan  mencatat jumlah penderita demam berdarah pada Januari-Februari 2016 sebanyak 8.487 dengan jumlah kematian 108 orang. Berbagai upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah sudah dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun begitu,angka kasus demam berdarah di Indonesia masih tergolong tinggi. read more read more

POTENSI BUNGA SOKA SEBAGAI BAHAN PEWARNA ALAMI MAKANAN

Salah satu faktor penarik yang paling penting pada makanan adalah warna. Makanan yang sebenarnya lezat dan bergizi akan kurang menimbulkan selera apabila warna yang ditampilkan tidak menarik. Sehingga untuk memperkuat warna asli makanan agar tampak lebih menarik banyak orang menambahkan zat pewarna pada makanan. Pewarna tersebut dapat berupa zat warna sintetik atau alami. Pewarna sintetik untuk makanan umumnya mudah didapatkan. Pemakaian dalam jumlah sedikit sudah dapat memberikan warna yang intensif, harga relatif murah dan stabil dalam pengolahan dan penyimpanan. Namun, pemakaian pewarna sintetik diduga kurang aman untuk kesehatan jika digunakan berlebihan dalam jangka waktu yang lama. Bunga soka (I. coccinea) adalah semak berbunga asli dari asia dan namanya berasal dari Dewa orang India. Bunga ini memiliki potensi yang dapat digunakan untuk pewarna alami makanan, karena memiliki pigmen antosianin. Bunga soka dapat hidup di daerah tropis dengan curah hujan annual. Secara tradisional rebusan akarnya digunakan untuk mengatasi mual, cegukan dan anoreksia (Elumalai et al., 2012). Bunga soka dapat ditemui dalam berbagai warna yaitu merah, putih, kuning, orange atau pink (Nursaerah, 2010). read more read more

INDIGO “SI EMAS BIRU” UNTUK PEWARNA TEKSTIL

Tanaman nila dengan nama ilmiah Indigofera tinctoria termasuk divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, bangsa Rosales, suku Leguminosae, marga Indigofera dan jenis Indigofera tinctoria Linn. (Naswati, 2009). Di Yogyakarta, tanaman ini banyak dijumpai di wilayah Kulonprogo dan Imogiri. Daun nila (Indigofera tinctoria) mengandung senyawa glukosida indican yang dapat dihidrolisis oleh air menjadi indoxyl dan menghasilkan warna biru alami pada kain (Song et al. 2010). Indigo yang yang dihasilkan oleh daun nila biasa disebut dengan emas biru Indonesia, sebagai warna yang eksotis. Namun, tidak semua pecinta tekstil, khususnya batik tertarik dengan warna alami indigo karena warna yang dihasilkan kusam atau tidak tajam. Salah satu penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayati, dkk (2016), adalah optimasi metode ekstraksi indigo agar menghasilkan warna yang tajam. Pada metode maserasi perlakuan waktu tidak berpengaruh terhadap kadar indigo namun perlakuan pH berpengaruh secara signifikan terhadap kadar indigo. pH 11 menghasilkan kadar indigo yang lebih tinggi dibandingkan pH 13. Perlakuan 12 jam pH 11 pada metode maserasi merupakan perlakuan paling optimal untuk menghasilkan warna biru yang tajam. 2. Pada metode perebusan perlakuan suhu dan pH berpengaruh signifikan terhadap kadar indigo. Perlakuan 80-90oC pH 11 pada metode perebusan merupakan perlakuan paling optimal untuk menghasilkan warna biru yang tajam. read more read more

KENALAN DENGAN KESUMBA “PEWARNA ALAMI”

Secara morfologi kesumba, mirip dengan rambutan berwarna merah dan memiliki rambut. Kesumba memiliki nama ilmiah Bixa orellana. Pohon kesumba (Bixa orellana) atau lebih dikenal secara internasional dengan nama annatto merupakan tumbuhan asli dari Amerika Selatan. Kesumba juga disebut dengan lipstick tree merupakan semak yang sering disebut dengan pohon berukuran kecil. Tingginya sekitar 5-10 m, batangnya berdiameter lebih dari 10 cm, kulit kayu berwarna coklat terang hingga coklat gelap. Bunganya berwarna merah muda-putih dan sedikit ungu. Kesumba ini biasa digunakan oleh anak-anak di daerah Sleman untuk mewarnai rambutnya menjadi merah. Di Indonesia, tanaman ini biasa dijumpai sebagai tanaman hias. read more read more